TUHAN ALLAH, YESUS KRISTUS DAN ROH KUDUS
GKE mengaku dan percaya bahwa :
1. Sesungguhnya “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa” (Ul.6:4). Tidak ada Allah selain Dia (kel. 20:3; Ul. 5:7), Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya, dan yang tetap memeliharanya hingga kesudahan alam (Kej. 1:2; Mzm. 24:1-2; 89:12; 104:1 dst., Kol. 1:16). Tuhan Allah menyatakan diri dalam karya penciptaan-Nya dan dalam sejarah umat manusia (Mzm. 19:2-3; Rm. 1:19-20) dan secara khusus dan sempurna dalam Yesus kristus Anak-Nya yang Tunggal (Yoh. 1:18). Oleh bimbingan Roh Kudus GKE mengenal dan menyembah Dia sebagai Bapa dalam Yesus Kristus, sebab semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah (Rm.8:14-15).
2. Allah berbicara kepada manusia berulangkali dan dalam pelbagai cara dengan perantaraan para nabi, dan pada zaman akhir ini dengan perantaraan Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal (Ibr. 1:1-2). Dalam Yesus Kristus Allah menyatakan diri sebagai Allah yang mengampuni dan menyelamatkan manusia dari penghukuman karena dosa, yaitu dengan jalan mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Fil. 2:7-11).
3. Allah hadir dan bekerja di dalam dunia dan dalam gereja melalui Roh Kudus yang memerdekakan manusia dari hukum dosa dan hukum maut (Rm. 8:2; 2 Kor.3:17). Roh Kudus itu menghidupkan, membarui, membangun, mempersatukan, menguatkan, menertibkan, meneguhkan dan memberi kuasa kepada gereja untuk menjadi saksi, menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman, dan memimpin orang-orang percaya kepada seluruh kebenaran Allah (Yeh. 37; Kis.1:8; Ef.3:16-17; 4:3-4; Rm. 8:1; 1 Kor. 12:7,12; 14:26,33; 2 Tim. 1:7; Yoh.16:8-11, 13). Karena itu GKE mengaku, memuliakan dan menyaksikan Allah yang Maha Esa dan kekal, yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yes. 43:10; 44:6; Mat. 28:19-20; 2 Kor. 13:13; Flp. 4:20; Ibr. 13:8; Why. 4:8).
II. PENCIPTAAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH
GKE mengaku dan percaya :
4. Alam semesta, langit, dan bumi serta segenap isinya, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, adalah milik dan ciptaan Allah (Kej.1-2; Mzm.24:1-2; 89:12; Yes.44:24; Yer.27:5; Kol.1:16). Segenap ciptaan sungguh amat baik (Kej. 1:31), namun semua yang telah diciptakan Allah itu tidak boleh diperilah dan disembah (Kel. 20:3-5; Rm. 1:18-25).
5. Seluruh ciptaan itu ditempatkan Allah dalam keselarasan yang saling menghidupkan, sejalan dengan kasih karunia dan pemeliharaan-Nya atas ciptaan-Nya (Kej.1:20-30; 2:15,19; Mzm.104:10-18; Yes. 45:7-8). Allah tidak menginginkan ciptaan-Nya kacau dan saling menghancurkan (Kej.21-22; 9:8-17). Kendatipun dosa telah membawa segenap makhluk kepada kesia-siaan dan membuatnya turut mengerang dan mengeluh menantikan saat penyelamatan (Rm.8:20-22). Allah telah memberikan mandat khusus kepada manusia untuk turut dalam memelihara dan penguasaan seluruh ciptaan-Nya (Kej. 1:26-28; 2:15). Manusia harus bertanggung jawab dalam memelihara dan mengusahakan kelestarian alam ciptaan Allah itu. Pengrusakan terhadap ciptaan Allah, terhadap alam dan lingkungan sekitar, pada dasarnya adalah perlawanan terhadap Allah yang telah menjadikan segala sesuatu dan senantiasa memeliharanya dalam kasih dan kesetiaan.
6. Dari permulaan hingga akhir, Tuhan Allah memerintah, memelihara dan menuntun segenap ciptaan-Nya dengan kasih setia dan adil (Mzm. 145:9; 146:6). Ia menuntun seluruh ciptaan-Nya menuju kesempurnaan di dalam langit dan bumi baru ( (Yes.1:10; 51:9-11; 2 Pet.3:13; Why.21:1-5). Di dalamnya segala ciptaan yang ada di atas dan yang ada di bawah bumi bertekuk lutut dan mengaku:”Yesus kristus Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa” (Flp. 2:10-11).
III. M A N U S I A
GKE mengaku dan percaya bahwa :
7. Manusia diciptakan Allah menurut gambar atau citra-Nya (Kej. 1:26-27). Manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dengan martabat yang sama (Kej. 1:27), dan dikarunia tugas mandat untuk beranak cucu dan memelihara bumi serta menguasai, mengusahakan dan memelihara seluruh ciptaan Allah (Kej. 1:26-28; 2:15). Untuk dapat melaksanakan tugas dan mandat itu, Allah memperlengkapi manusia dengan akal budi dan hikmat serta memahkotai-nya dengan kemuliaan, hormat dan kuasa (Mzm. 8:6-7). Manusia diciptakan dalam kesatuan tubuh, jiwa dan roh, sehingga dipanggil untuk memelihara kehidupan secara utuh baik jasmani maupun rohani dalam rangka pemenuhan tanggung jawabnya kepada Allah (Kej. 2:7; 1 Kor. 3: 16; 6:17-20; I Tes.5:23; Yak. 2:26). Manusia diciptakan dalam kebebasan, dan dalam kebebasannya ia bertanggung jawab kepada Allah (Kej. 2:16-17). Ia juga diciptakan sebagai makhluk yang hidup dalam persekutuan dan wajib mengatur kehidupan bersamanya dalam kekuarga dan masyarakat, yang dapat membawa kebaikan bagi semua orang (Kej. 2:18). Dengan demikian manusia mempunyai martabat kemanusiaan, yaitu hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi yang tidak boleh diambil oleh siapapun dan oleh kuasa apapun.
8. Manusia telah menyalahgunakan kebebasannya dengan menolak untuk menerima kedudukan sebagai ciptaan dan ingin menjadi seperti Allah (Kej. 3:5-6,22). Ia terbujuk oleh iblis dan memberontak melawan Allah (Kej.3:1-17; 11:1-9). Dengan demikian, ia terasing dari Allah, dan serentak dengan itu, ia terasing dari sesamanya, dan dari alam lingkungan hidupnya serta hidup bersusah payah dan menderita (Kej. 3:17-19,24). Ia dikuasai iblis dan menjadi hamba dosa (Rm.6:17-20) dan sebagai upahnya ia menerima maut dan kebinasaan (Rm. 3:23). Ia tidak dapat melepaskan diri dari perbudakan dosa dan kebinasaan karena perbuatannya sendiri (Rm.3:20). Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah menyeret seluruh ciptaan kedalam kebinasaan, dan kehidupan di atas bumi menjadi rusak.
9. Allah tetap mengasihi manusia yang telah Ia ciptakan menurut gambar-Nya. Ia tidak menghendaki kebinasaan manusia, melainkan keselamatannya (Yoh.3:16; bdk. Kej. 6:8). Oleh karena itu Allah senantiasa memelihara manusia dari sejak semula, juga ketika manuia telah jatuh ke dalam dosa dan memberontak kepada-Nya. Kasih Allah yang agung yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan kebinasaan dan pemeliharaannya ke dalam hubungan yang benar dengan Allah, menjadi nyata dan sempurna dalam Yesus Kristus (Yoh.3:16; Rm. 3:22-26; 5:15,17,21).
IV. PENYELAMATAN
GKE mengaku dan percaya bahwa :
10. Untuk menyelamatkan manusia dan segala ciptaan yang telah rusak karena dosa, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus. Di dalam Dia Allah menyediakan keselamatan bagi orang yang percaya (Yoh.3:16; Kis.16:31). Hanya pada-Nya manusia akan beroleh keselamatan yang kekal (Kis. 4:12; Yoh. 14:6), yang dicari-cari oleh umat manusia sepanjang zaman dan dengan pelbagai cara. Lih. Flp. 2:6-8; 1 Kor. 15:20-23).
11. Dalam Kristus yang mati karena dosa manusia, dan yang dibangkitkan demi pembenaran manusia (Rm. 4:25), Allah mewujudkan rencana penyelamatan-Nya atas manusia. Dalam Kristus Allah mendamaikan diri-Nya dengan manusia (2 Kor 5:18-19; Kol.1:20). Dalam Kristus manusia memperoleh pengampunan dari Allah dan diselamatkan dari kebinasaan. Orang-orang percaya dan dibaptiskan dalam nama Yesus akan dibangkitkan bersama-sama dengan Dia ke dalam kehidupan baru (Rm.6:4; Kol. 3:9-10).
12. Di dalam Kristus Allah mulai mewujudkan rencana penyelamatan –Nya (Ef.1:9-10) yang digenapkan-Nya pada kedatangan Yesus kembali (1 Kor.15:22-25; Ibr. 9:28). Dalam menyongsong penggenapan rencana penyelamatan Allah itu, menuju kegenapan janji Allah akan langit dan bumi baru di dalam kerajaan-Nya (Why. 21:5), orang-orang percaya sebagai manusia baru dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai ungkapan syukur atas anugerah keselamatan-Nya (2 Pet. 3:14; Kol. 1:17; 3:15-17). Keselamatan itu adalah untuk segala makhluk, dan seluruh segi kehidupan manusia di atas muka bumi ini (Luk. 4:18-19).
V. KERAJAAN ALLAH DAN HIDUP BARU
GKE mengaku dan percaya bahwa :
13. Karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus terhadap dunia bersifat menyeluruh dan dinyatakan dalam kehadiran Kerajaan Allah (Mrk. 1:15) yang akan mendapatkan pemenuhan dalam “langit dan bumi baru” (2 Pet. 3:13; Why. 21:1). Kerajaan Allah itu adalah kuasa dan pemerintahan Allah yang menyelamatkan , yang terwujud di dalam lingkungan dan suasana hidup yang di dalamnya terdapat kasih, kebenaran, keadilan, damai-sejahtera, kesukacitaan, pemulihan dan pembaruan hidup (Mzm. 145:11-13; Mat. 9:35; Luk. 4:21; 4:43; Rm. 14:7; 1 Kor. 4:20).
14. Dalam rangka pengenapan Kerajaan Allah itu, gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya dan setiap warganya dipanggil untuk menjalani kehidupan baru yang sesuai dengan tuntutan Kerajaan Allah (Mrk. 1:15; Ef. 4:11; 2 Pet. 1:10-11), yakni hidup yang dipimpin oleh Roh Allah yang kudus yang membuahkan : kasih sukacita, damai-sejahtera, keadilan, kebenaran, dst. (Ef.5:3,dst; Gal. 5:22). Sebagai warga Kerajaan Allah, orang-orang percaya tahan uji di dalam menghadapi segala tantangan, penganiayaan dan penderitaan, karena pengharapan di dalam Yesus Kristus dan penggenapan Kerajaan Allah. Demikian pula tekun bersaksi dan memberitakan kedatangan kerajaan Allah dalam pelayanan kasih, kebenaran, keadilan dan damai-sejahtera bagi semua orang (cf.Kis. 14:22; 2 Tes. 1:3-5; 1 Pet. 3:13-15).
VI. G E R E J A
GKE mengaku dan percaya bahwa :
15. Roh Kudus menghimpun umat-Nya dari segala suku, bangsa, kaum dan bahasa, ke dalam suatu persekutuan yaitu gereja, yang di dalamnya Kristus adalah Tuhan dan Kepala (Ef. 4:3-16; Why. 7:9). Roh Kudus juga telah memberi kuasa kepada gereja dan mengutusnya ke dalam dunia untuk menjadi saksi, memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada segala makhluk di semua tempat dan disepanjang zaman (Kis. 1:8; Mrk. 16:15; Mat. 28:19-20). Dengan demikian gereja tidak hidup bagi dirinya sendiri. Sama seperti Kristus telah meninggalkan kemuliaan-Nya di sorga, mengosongkan diri dan menjadi manusia (Yoh. 1:14; Flp. 2:6-8), dan tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada semua orang untuk memperoleh pembebasan dan penyelamatan dalam Yesus Kristus (Mat. 9:35-38; Luk. 4:8-19).
16. Sebagai arak-arakan umat Allah, gereja terus bergerak menuju kepenuhannya di dalam Kerajaan Allah (Yes.2:2-3; Ibr. 21:1; Kis. 1:8; Flp. 3:12-14), Ia dituntut untuk selalu terbuka kepada dunia, agar dunia juga terbuka kepada undangan Allah untuk turut serta dalam arak-arakan orang percaya menuju pemenuhan janji Allah akan Kerajaan-Nya di dalam Yesus Kristus. Dengan senantiasa menguji setiap roh, apakah rohh itu berasal dari Roh Allah (1 Yoh. 4:1), gereja dipanggil untuk membina hubungan dan kerjasama dengan pemerintah dan semua pihak untuk mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera bagi semua orang. Dalam hidup dan pelaksanaan tugas-panggilannya, gereja selalu memerlukan pertobatan dan pembaruan yang terus menerus. Untuk itu gereja membutuhkan kehadiran, pernyataan, bimbingan, pemeliharaan dan teguran Roh Kudus yang terus menerus membarui, membangun dan mempersatukannya serta memberikan kuasa untuk menjadi saksi.
17. Allah menjadikan gereja sebagai suatu persekutuan yang mengaku satu tubuh, satu Roh dalam ikatan damai sejahtera, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Ef. 4:4-6). Dengan demikian gereja itu esa. Keesaan gereja bukanlah keesaan menurut dunia, melainkan keesaan seperti keesaan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yoh. 17:21-22). Dengan demikian keesaan itu tidak didasarkan pada kekuasan duniawi, melainkan pada persekutuan dan kasih. Keesaan itu sendiri menjadi kesaksian bagi dunia bahwa sesungguhnya Yesus Kristus telah diutus oleh Allah dan bahwa gereja beroleh mandat dari Yesus untuk memberitakan perdamaian dan penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus (Yoh. 17:12-23).
18. Gereja adalah persekutuan yang dikuduskan dalam kebenaran (Yoh.17:17-19). Dengan demikian gereja itu kudus. Pengudusan itu dilakukan oleh Kristus yang telah menguduskan diri-Nya bagi gereja dan menguduskan gereja selaku umat kepunyaan-Nya sendiri (Tit. 2:14; 1 Pet. 2:9). Persekutuan yang dikuduskan itu diutus-Nya ke dalam duinia. Maka gereja itu ada di dunia tetapi bukan dari dunia (Yoh. 17:14-18).
19. Persekutuan ini mencakup semua orang percaya dari segala tempat dan zaman, dan mencakup segala suku, bangsa, kaum dan bahasa, dan pelbagai lapisan sosial yang dipersekutukan ke dalam tubuh Kristus, yaitu gereja. Dengan demikian gereja itu “am” (katolik, umum, universal), tidak mengenal perbedaan-perbedaan dan pembatasan-pembatasan menurut kaidah-kaidah dunia ini (Gal.2:28; 1 Kor. 11:7-12; Why. 7:9). Persekutuan baru ini mencakup pelbagai suku, bangsa, kaum dan bahasa, orang tua, pemuda/remaja, anak-anak, laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyat jelata, yang kaya dan yang miskin, yang sehat dan yang cacat, yang pandai dan yang bodoh, semuanya diberi tempat oleh Allah dalam persekutuan baru ini, semuanya dipanggil dan dilengkapi untuk menjadi saksi Injil Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus di tengah-tengah dunia.
20. Persekutuan ini bertekun dan dibangun di atas pengajaran rasul-rasul tentang Injil Yesus Kristus (Kis. 2:42; Ef.2:20). Dengan demikian gereja itu rasuli. Persekutuan yang rasuli itu terpanggil untuk memelihara ajaran para rasul itu (1 Tes. 3:6; 1 Tim.1:3) dan senantiasa memperhatikan tanda-tanda zaman , meneruskannya kepeda semua orang di segala tempat dan di sepanjang zaman. Oleh karena itu, sepanjang zaman gereja selalu terpanggil mewujudkan keesaan, kekudusan, keimanan dan kerasulannya.
VII. A L K I T A B
GKE Mengaku dan percaya bahwa :
21. Alkitab yang terdiri dari Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru merupakan kesaksian yang menyeluruh mengenai Allah yang menyatakan diri, kehendak, karya penciptaan, pemeliharaan dan penyelamatan-Nya kepada manusia, dan juga mengenai jawaban manusia terhadap-Nya. Kesaksian yang menyeluruh ini berpusat pada Yesus Kristus “FIrman yang menjadi manusia” (Yoh. 1:14). Dengan demikian pemahaman mengenai isi Alkitab termasuk pemahaman atas bagian-bagiannya harus selalu dilihat sebagai satu kesatuan.
22. Kesaksian itu telah terjadi dengan kuasa dan bimbingan Allah sendiri melalui Roh Kudus yang menyertai dan mengilhami para penulis Alkitab (2 Pet. 1:21; 2 Tim. 3:16). Kesaksian itu telah menggunakan bentuk-bentuk dan unsur-unsur kemanusiaan dan kebudayaan pada lingkup sejarah tertentu, sehingga menampakan adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu; namun kebenaran kesaksian Alkitab tersebut melampaui batas-batas ruang dan waktu. Oleh karena itu Alkitab adalah Firman Allah.
23. Sebagai Firman Allah, Alkitab mempunyai kewibawaan yang tinggi, dan menjadi “pelita pada kaki dan terang pada jalan” orang-orang yang percaya (Mzm. 119:105) serta menjadi dasar dan pedoman bagi perbuatan dan kehidupan beriman (2 Tim. 3:16-17). Oleh karena itu orang-orang percaya baik pribadi maupun bersama-sama (persekutuan) harus membaca dan merenungkannya siang dan malam (Mzm. 1). Roh Kudus telah menyertai, mengilhami dan membimbing para penulisnya, demikian pula Roh Kudus membimbing pemahanan dan penghayatannya dalam kehidupan sehari-hari (1 Kor. 12:3; Yoh. 16:15; 2 Pet. 1:20-21).
(Pdt. Drs. Prapatriotis H. Oedoy, MTh)